Senin, 08 Januari 2018

Jangan Salah Beli Lagi, Liverpool!

Jangan Salah Beli Lagi, Liverpool!Mario Balotelli jadi pembelian gagal Liverpool (Laurence Griffiths / Getty Images)

Liverpool - Liverpool sekarang punya banyak uang usai menjual Philippe Coutinho. Saran untuk The Reds cuma satu: jangan salah beli pemain lagi ibarat yang sudah-sudah.

Setelah melewati saga transfer yang panjang, Coutinho kesannya jadi milik Barcelona. Liverpool dan Barca sepakat dengan nilai transfer 143 juta pound sterling yang mengakibatkan Coutinho sebagai pemain termahal kedua di dunia.

Coutinho semalam gres saja merampungkan transfernya dan meneken kontrak 5,5 musim. Sementara itu Liverpool kembali meraup untung besar dengan penjualan Coutinho ini.

Pasalnya Liverpool cuma mengeluarkan uang 8,5 juta pound dikala mendatangkan Coutinho dari Inter Milan pada Januari 2013. Itu artinya Liverpool untung 10 kali lipat lebih dikala melepas si pemain dikala ini.

Dengan uang banyak itu, Liverpool pasti tak kesulitan untuk mendatangkan pengganti Coutinho di bursa transfer animo hirau taacuh ini. Mereka sanggup mendatangkan para pemain top yang belakangan dikait-kaitkan dengan mereka ibarat Thomas Lemar, Christian Pulisic, Julian Brandt, Riyad Mahrez, Mesut Oezil, atau Alexis Sanchez.

Tapi, pendukung Liverpool juga patut was-was mengingat klub mereka punya sejarah dalam mendatangkan pemain untuk menggantikan bintang yang dijual.

Belum usang dikala melepas Raheem Sterling ke Manchester City pada 2015, Liverpool membelanjakan 32 juta pound sterling untuk mendatangkan Christian Benteke. Sayangnya Benteke cuma bertahan semusim dan kemudian dipinjamkan ke Crystal Palace kemudian dipermanenkan animo panas kemarin.

Yang lebih mengenaskan tentu dikala Liverpool ditinggal Luis Suarez ke Barca pada 2014. Mendapat uang sekitar 75 juta pound, Liverpool malah mendatangkan banyak pemain kelas B ibarat Adam Lallana, Emre Can, Lazar Markovic, Dejan Lovren, Alberto Moreno, Rickie Lambert, ditambah Mario Balotelli.

Hasilnya? Tak ada satupun dari Lambert maupun Balotelli yang tampil sepakat dan Liverpool pun anjlok prestasinya dengan hanya menempati posisi keenam di animo 2014/2015. Lambert serta Balotelli pun dibuang animo berikutnya.

Cuma Can dan Lallana yang sanggup dikatakan masih sepakat hingga dikala ini meski itu butuh waktu agak usang untuk beradaptasi. Padahal di animo panas dikala itu Liverpool santer dikabarkan bakal mendatangan Alexis Sanchez yang kesannya menyebrang ke Arsenal.

Di animo itu Steven Gerrard yang jadi topskorer Liverpool di liga cuma bikin sembilan gol sementara Daniel Sturridge yang tajam di animo sebelumnya berulang kali bolos alasannya ialah cedera.

Empat tahun sebelumnya dikala ditinggal Fernando Torres yang dilepas ke Chelsea, Liverpool pribadi belanja besar di Januari dengan merekrut Andy Carroll dengan banderol 35 juta pound serta Suarez dengan harga 22,5 juta pound.

Seperti kita tahu cuma Suarez yang sukses sementara Carroll kariernya gitu-gitu saja alasannya ialah banyak dibebat cedera dan kesannya dilepas ke West Ham United. Carroll pun cuma bikin 11 gol dari 58 penampilan di seluruh kompetisi.

Demikian pula dikala melepas Javier Mascherano ke Barcelona pada 2010 denga banderol 18,5 juta poun, Liverpool yang dilatih Roy Hodgson dikala itu malah merekrut Christian Poulsen serta Raul Meireles. Keduanya pun cuma bertahan semusim.

Blunder transfer juga pernah dilakukan manajer sekelas Rafael Benitez pada animo panas 2009. Liverpool yang animo sebelumnya jadi runner-up melepas gelandang terbaiknya, Xabi Alonso, ke Real Madrid dengan banderol 30 juta pound.

Retaknya kekerabatan Alonso dan Benitez ditenggarai jadi alasannya serta cita-cita sang manajer merekrut Gareth Barry dari Aston Villa. Tapi Barry tak sanggup didapat, Benitez malah mendatangkan Alberto Aquilani dari AS Roma dengan harga 20 juta pound yang berujung kegagalan.

Jangan Salah Beli Lagi, Liverpool!Alberto Aquilani di animo 2009/2010 (Jed Leicester/Getty Images)

Aquilani tak sanggup tampil maksimal alasannya ialah terus dibebat cedera dan Benitez dipecat beliau selesai animo alasannya ialah performa jelek Liverpool yang gagal finis empat besar.

Dengan pengalaman yang tak mengenakkan tersebut, Juergen Klopp selaku manajer tentu dilarang mengulanginya lagi animo hirau taacuh ini. Semoga saja, Klopp lebih cerdas dan cermat dalam membelanjakan uang penjualan Coutinho.